Epilepsi merupakan manifestasi
gangguan fungsi otak
dengan berbagai etiologi, dengan gejala tunggal yang khas, yaitu kejang
berulang lebih dari 1 kali setahun akibat lepasnya
muatan listrik neuron
otak secara berlebihan dan paroksimal.
Terdapat dua kategori dari kejang epilepsi
yaitu kejang fokal (parsial) dan kejang umum. Kejang fokal
terjadi karena adanya lesi pada satu
bagian dari cerebral cortex, di mana
pada kelainan ini dapat disertai kehilangan kesadaran
parsial. Sedangkan pada
kejang umum, lesi mencakup
area yang luas
dari cerebral cortex
dan biasanya mengenai kedua hemisfer cerebri. Kejang
mioklonik, tonik, dan
klonik termasuk dalam epilepsi
umum
EPIDEMOLOGI
Kejang
merupakan kelainan neurologi
yang paling sering
terjadi pada anak, di mana
ditemukan 4 – 10 % anak-anak mengalami setidaknya satu
kali kejang pada
16 tahun pertama
kehidupan. Studi yang
ada menunjukkan bahwa 150.000 anak mengalami kejang tiap tahun, di mana terdapat
30.000 anak yang berkembang menjadi penderita epilepsi.
FAKTOR RESIKO EPILEPSI
1. Infeksi SSP
2. Degenerasi sel otak (Parkinson)
3.Tumor otak / non otak (metastasis)
4. Trauma kepala
5. Gangguan metabolik
6. Laki-laki lebih beresiko
dari pada perempuan
7. Anak anak 0 – 14th
8. Usia tua > 65th
9. Stroke
10. Obat obatan
GEJALA EPILEPSI
Epilepsi di kasifikasikan menjadi 3 jenis dan masing masing
memiliki gejala yang berbeda, berikut pembagiannya :
1. Kejang umum: Semua
daerah otak (korteks) ikut terlibat ketika terjadi kejang umum. Kadang-kadang
kejang jenis ini disebut sebagai kejang grand mal (grand mal seizure).
Gejala à suara tangisan
tidak tuntas, kaku selama beberapa detik/ menit, lengan dan kaki mengalami
gerakan yang berulang ulang, mata terbuka, nafas terganggu, setelah sadar
biasanya pasien bingung, tidak bisa mengontrol BAK (pipis),
2. Kejang parsial atau lokal: Hanya
sebagian dari otak yang terlibat, sehingga hanya bagian tubuh tertentu yang
dipengaruhi. Tergantung dari bagian otak yang memiliki aktivitas listrik
abnormal, maka gejala dapat bervariasi.
Gejala à hanya sebagian
tubuh saja yang mengalami kejang, melamun / bengong beberapa detik, rasa
kembung, mual
3. Tidak sadar atau kejang mal petit: Kejang
ini merupakan yang paling umum pada masa kanak-kanak.
Gejala à penurunan
kesadaran/ koma, gerakan berkedip ang berulang dan cepat, tatapan kosong,
berlangsung beberapa detik saja
DIAGNOSA
EPILEPSI
Epilepsi adalah
diagnosis klinis, ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan penunjang berupa EEG
hanya untuk konfirmasi diagnosis, melihat sindroma epilepsi tertentu dan
pencitraan kepala yaitu ( CT scan )
atau magnetic resonance imaging ( MRI )
( Kuzniecky, 2005 ).
PENGOBATAN EPILEPSI
Obat anti epilepsi
( OAE ) merupakan salah satu aspek yang diperlukan bagi penderita epilepsi yang
bertujuan untuk mengatasi serangan kejang, walaupun tidak dapat mengatasi
masalah kelainan neurologinya atau masalah kognitif dan psikososialnya.
Keputusan untuk memulai terapi OAE didasarkan pada pertimbangan kemungkinan
terjadinya serangan epilepsi yang berulang dan risiko terjadinya efek buruk
akibat terapi obat antiepilepsi. Obat anti epilepsi dikategorikan menjadi dua
lini yaitu lini pertama dan lini kedua. ( Berg dkk., 2012 )
-
Obat lini I yang direkomendasikan digunakan untuk bayi dan anak-anak
secara rutin yaitu fenobarbital, asam valproat, karbamazepin, dan fenitoin, OAE
-
Obat lini II topiramat, lamotrigin,
levetiracetam, clobazam, clonazepam, nitrazepam, Adrenocorticotropic hormone (
ACTH ), steroid. ( Berg dkk., 2012 )
Pada sebagian kasus epilepsi yang sulit di tangani maka
dipertimbangkan terapi pembedahan tetapi hal ini jarang di lakukan . cara
lainnya untuk mengontrol epilepsi dengan cara diet ketogenik
yaitu diet tinggi lemak , rendah protein dan karbohidrat. Diet ini
diperkenalkan oleh Widler pada tahun 1920.
0 komentar:
Posting Komentar