Bell’s palsy adalah suatu kelumpuhan saraf fasialis
perifer yang bersifat
unilateral (satu sisi wajah),
penyebabnya tidak diketahui (idopatik),
akut dan tidak
disertai oleh gangguan
pendengaran, kelainan neurologi lainnya.
Sir Charles Bell (1821) adalah orang
pertama meneliti beberapa penderita dengan wajah asimetrik, sejak itu semua
kelumpuhan N. Fasialis perifer yang tidak di ketahui sebabnya disebut Bell’s
Palsy.
Insiden
Bell’s palsy dilaporkan
sekitar 40-70% dari semua
kelumpuhan saraf fasialis
perifer akut. Prevalensi rata-rata
berkisar antara 10–30
pasien per 100.000 populasi
per tahun dan
meningkat sesuai pertambahan umur.
Insiden meningkat pada penderita diabetes dan
wanita hamil. Sekitar
8-10% kasus berhubungan dengan
riwayat keluarga pernah menderita penyakit ini. (fk Andalas, Munilson jacky. dkk)
GEJALA BELL’S PALSY
Gejala Bell’s palsy dapat terjadi secara tiba tiba
dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk mendeteksi dini penyakit ini , salah
satu gejalanya biasanya berupa :
1. kelumpuhan otot-otot wajah
pada satu sisi
2. secara
tiba-tiba atau akut (maksimal 7
hari).
3. Pasien juga
mengeluhkan nyeri di
sekitar telinga
4. Rasa bengkak atau
kaku pada wajah
walaupun tidak ada gangguan
sensorik.
5.Kadang- kadang
diikuti oleh hiperakusis (telinga berdenging)
6. berkurangnya produksi
air mata
7.hipersalivasi dan berubahnya pengecapan.
Kelumpuhan saraf
fasialis (wajah) dapat terjadi
secara parsial atau
komplit. Kelumpuhan parsial dalam
1–7 hari dapat
berubah menjadi kelumpuhan komplit.
Untuk membedakan kelumpuhan berasal dari saraf
perifer atau sentral yang perlu kita bedakan hanya bagian wajahnya saja yaitu
pada kelumpuhan perifer separuh wajah dari dahi hingga dagu akan sulit di
gerakkan , tetapi pada kelainan yang berasal dari sentral bagian pipi dan dagu
sulit di gerakkan sedangkan dahi masih bisa karena persarafannya berbeda .
MENILAI DERAJAT BELL’S PALSY ( House
Brackmann )
- Derajat 1 Fungsional
normal, hanya disertai gejala kecil seperti muka terasa kaku
-
Derajat 2 Angkat alis baik, menutup mata
komplit, mulut sedikit asimetris.
-
Derajat 3 Angkat alis
sedikit, menutup mata komplit dengan usaha, mulut bergerak sedikit lemah dengan
usaha maksimal.
-
Derajat 4 Tidak dapat
mengangkat alis, menutup mata inkomplit dengan usaha, mulut bergerak asimetris dengan usaha maksimal.
-
Derajat 5 Tidak dapat
mengangkat alis, menutup mata inkomplit dengan usaha, mulut sedikit bergerak
- Derajat 6 Tidak bergerak sama sekali
MENGOBATI BELL’S PALSY
Bell’s palsy adalah penyakit yang belum di ketahui
penyebabnya tetapi ada beberapa pendapat ahli jika disebabkan oleh inflamasi
atau peradangan di saraf tepi wajah diduga karena virus , sehingga antivirus
dan kortikosteroid cukup efektif untuk obat untuk bell’s palsy .
Pengobatan kortikosteroid
kortikosteroid,
misalnya Prednison harus diberikan dalam waktu tidak lebih dari 2 hari setelah
timbulnya gejala dan dilanjutkan sampai 1-2 minggu
Pengobatan antivirus
antivirus
yang biasa digunakan adalah Aciclovir 400mg diberikan 5 kali sehari selama 7
hari
Vitamin
Vitamin
B1, B6 & B12. Dengan dosis tinggi, digunakan untuk pertumbuhan serabut
syaraf yang rusak.
TERAPI TAMBAHAN ( fisioterapi )
Fisioterapi
Cara yang sering digunakan yaitu:
mengurut
(massage) otot wajah selama 5 menit pagi – sore atau dengan faradisasi. Gerakan
yang dapat dilakukan berupa tersenyum, mengatupkan bibir, mengerutkan hidung,
mengerutkan dahi, gunakan ibu jari dan telunjuk untuk menarik sudut mulut
secara manual, mengangkat alis secara manual dengan keempat jari menutup mata.
PENCEGAHAN BELL’S PALSY
-
Pada penderita baru di
sarankan untuk istirahat cukup untuk mengurangi gejala lebih lanjut
-
Hindari paparan angin
langsung , seperti kipas angin, Ac mobil, dan gunakan helm tertutup saat
berkendara
-
Deteksi dini gejala
untuk mengurangi komplikasi yang lebih buruk
-
Pijat otot wajah setiap
pagi supaya tidak terjadi kekakuan